Memperingati HUT 74 RI, Change’O dan LP2MR Gelar Workshop Ekonomi Desa
Foto Kegiatan |
Lembaga Policy Research Organization Change
Operator (Change’O) bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Pengusaha Muda
Manggarai Raya (LP2MR) menggelar workshop
sehari bertajuk “Meneropong Geliat Perkembangan Perekonomian Kawasan
Manggarai Raya Melalui Ekonomi Desa” sekretariat LP2MR (Bandung Utama Group
Karot) pada Selasa (20/9).
Dalam sambutannya,
sekretaris Change’O Rikardus Y. Goa menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar
sebagai peringatan akan hari ulang tahun kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia
pada 17 Agustus kemarin.
“kegiatan ini
dibuat sebagai upaya untuk memerdekakan Indonesai dari semua aspek, terutama
Manggarai raya dari sektor ekonominya. Tugas forum ini adalah menghubungkan
yang belum terhubung. Disini sudah hadir perwakilan dari berbagai kalangan
profesi ekonomi. Harapannya semua masalah dan kendala kita dalam aktifitas
ekonomi bisa terjawab pada forum ini.
Dalam materinya, Arief
Laga, staf pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Karya Ruteng
berpendapat bahwa perguruan tinggi selalu berpegang teguh pada Tri Darma
Perguruan Tinggi, yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Namun sejauh
ini, bagian pengabdian masih belum terlalu dimunculkan.
“kami kedepannya
ingin memperbanyak kehadiran pada forum-forum seperti ini. Disini kami secara
langsung dapat bertemu dengan masyarakat, para pelaku ekonomi, dan semua elemen
yang bergerak pada pembangunan ekonomi. Harapannya, forum ini dapat
mengintegrasikan seluruh elemen ekonomi Manggarai”
Lebih lanjut, Laga
mengatakan bahwa lembaganya tengah berupaya untuk menciptakan kader yang
memiliki karakter wirausaha.
“kami tengah
menyiapkan para lulusan yang mau menjadi wiraswasta, tidak hanya ingin menjadi
PNS. Konsep- konsep yang kami dapatkan hari ini minimal bisa menjadi input bagi
kami untuk menyiapkan lulusan yang memiliki mental wiraswasta”
Kepala Desa Galang,
Marianus Samsung, yang juga meraih predikat penghargaan desa dengan
pengelolahan keuangan desa terbaik di Manggarai Barat mengemukakan beberapa
terobosannya dalam pembangunan ekonomi. Hanya saja, baginya, mereka masih
terkendala dalam aspek pemasaran.
“desa saya 90
persen masyarakatnya berprofesi petani. Per 2017, sawah kami penghasilannya 70
ton per tahun. Kemiri 18 ton, dan ternak 300 ekor. Dulu kami pernah menggerakan
sebuah kelompok pertanian untuk menanam cabe. Waktu itu hasilnya sampai 80 kg.
Akan tetapi, tidak bisa dijual semua karena ternyata kebutuhan pasarnya tidak
sebesar itu. Saya berharap nanti petani saya yang jadi produsen, dan LP2MR yang
akan memfasilitasi pemasarannya.”
Sementara itu,
manager Bandung Utama Group, Diana Malau menyatakan bahwa pihaknya siap untuk
bekerjasama untuk membangun perekonomian Manggarai Raya, terutama untuk
kalangan muda dan desa.
“Kita dari
managemen Bandung Utama Group sudah siap untuk merangkul dan memberikan wadah,
terutama dari kalangan muda, karena tujuan utama kita bukan hanya
mempekerjakan, tetapi juga memberdayakan. Hal ini sesuai dengan visi misi
Bandung Utama Group yakni revolusi mental. Melalui workshop ini tentunya apa yang menjadi kendala yang kita temukan
dalam dunia usaha, dapat kita pecahkan disini”.
Kepala Desa Watu
Lanur, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur yang juga sempat hadir
dalam kegiatan workshop ini
mengharapkan Forum Ekonomi Manggarai Raya ini nantinya dapat saling bekerjasama
dan mengisi untuk membantu perkembangan ekonomi di desanya.
“Tentunya kita
hadir disini dengan permasalahan yang berbeda, dari wilayah kerja
masing-masing. Pengalaman yang disampaikan oleh teman-teman dalam forum ini
bisa diadopsi untuk kemudian diramu kembali dalam bentuk program, sehingga
BUMDes kedepannya bisa berjalan secara optimal. Selama ini BUMDes kebanyakan
belum berjalan optimal. Sehingga harapan saya dengan dibantu oleh rekan- rekan
yang tergabung dalam forum ini, diharapkan supaya kita bisa saling mengisi.
Kami sangat harapkan kerjasama antara pihak kami dengan STIE Karya, Bandung
Utama, dan Change Operator”.
Hadir juga Kepala
Desa Golo Bore Stefanus Genggang, kecamatan Ndoso Manggarai Barat harapan
dengan adanya workshop ini, dapat memperbaiki masalah di desa terutama masalah
ekonomi masyarakat dalam hal ini BUMDes dan diharapkan dengan kehadiran BUMDes
ini dapat mendongkrak ekonomi PADes. Dengan adanya forum ini LP2MR, Bandung
Utama, Change’O, KESA dapat membantu meningkatkan perekonomian di desa Golo
Bore.
“Penduduk desa Golo
Bore 90% petani dengan komoditas unggulan cengkeh, kopi dan jambu mente. 2017
sudah membentuk BUMDes dan 2018 penyertaan modal 100 juta. Sejak awal 2018
hingga pertengahan 2019 pengurus BUMDes belum bisa memanajemen pengolahan
ekonomi di desa. hal ini dapat dilihat bahwa selama setengah tahun yang sudah
berjalan, pengurus BUMDes hanya menjalankan unit usaha jual beli beras saja sedangkan
dengan melihat potensi yang ada di desa, banyak hasil pertanian yang dapat di
kelola. Dengan kehadiran Change Operator diharapkan dapat membantu perekonomian
desa Golo Bore melalui peningkatan kapasitas BUMDes dan dari LP2MR melalui
Bandung Utama Group mungkin bisa bantu di bagian pemasarannya”.
“Workshop ini menghadirkan sejumlah
elemen yang mewakili kalangan akademisi, perpajakan, Civil Society Organization (CSO), pengusaha, mahasiswa, dan media.
Perwakilan Pajak
Pratama Ruteng Ferdinandus Siahahan menegaskan bahwa kepada kepala desa untuk
selalu mengingat pajak dana desa. setiap pembelanjaan barang dan jasa harus
selalu ingat bahwa pajak terkandung dalamnya.
“Forum workshop ini
bagus sebab pelaku ekonomi desa hadir melalui bapak-bapak kades ini. Namun
disini mewakili institusi kami mengingatkan bahwa bapak-bapak desa harus selalu
mengingat bahwa pajak terkandung dalam dana desa. pajak dana desa tidak akan
kemana-kemana, sebab akan kembali kepada desa sendiri melalui dana desa di
tahun berikutnya. Jika dilihat trend dana desa setiap tahun mengalami
kenaikkan. Harapanya juga, bapak-bapak desa mengalami trend serupa dengan rajin
dan rajin membayar pajak”.
Kelompok Studi
Tentang Desa (KESA) juga hadir dalam forum workshop ini. Melalui Heri Kabut
selaku ketua Tim KESA mengatakan bahwa bagi kami kalangan mahasiswa ini adalah
forum istimewa bagaimana membicarakan gagasan ekonomi desa.
“Forum workshop ini
adalah cikal bakal hendak dibawa kemana arah ekonomi Manggarai Raya kedepannya.
Sangat sepakat jika kita menjadikan desa sebagai pilar utama menggerakkan
ekonomi Manggarai Raya. Harapanya ketika kami lulus forum ini sudah menyiapkan
tempat kami berlabuh setelah lulus nantinya. Kami juga akan mendorong KESA
sebagai kelompok studi mendorong ini sebagai peluang kajian akademis kedepannya
dengan Meneropong ekonomi kawasan Manggarai Raya melalui ekonomi desa”.
Selaku
penyelenggara Workshop yang juga anggota LP2MR Bonifasius menekankan bahwa
ekonomi di Manggarai harus dimulai dengan gagasan dan dituangkan dalam praktek
nyata.
“kita orang
Manggarai, memberangkatkan sesuatu atau pekerjaan pasti dengan kata “masalah”. Hal ini yang membuat kita
sulit untuk berkembang. LP2MR mencoba dan sudah menjalankan hal tersebut. LP2MR
lebih banyak bekerja ketimbang banyak berbicara. Terbukti bahwa Bandung Utama
Group yang berada di bawah naungan kami sudah berhasil. Harapannya LP2MR terus
ada dalam rupa bentuk. Sehingga forum ini cukup baik bagi seluruh teman-teman
yang hadir dan sudah memikirkan bagaimana perekonomian Manggarai Raya Kedepanya.
Desa sebagai ladang kita menggerakan Ekonomi Manggarai, ayo kita bareng dan memnindahkan perekonomian
kota ke desa”.